Darul Hikmah Bersholawat: Refleksi Spiritualitas, Cinta Rasul, dan Kepedulian Sosial di Malam Asyura & Milad ke‑34
Oleh Muhammad Khafid Zulfahmi Zein
Tulungagung, 6 Juli 2025 — Halaman Pondok Modern Darul Hikmah (PMDH) Pusat malam ini berubah menjadi lautan cahaya dan lantunan sholawat. Ribuan santri, dewan asatidz, wali santri, dan para alumni dari berbagai angkatan berkumpul dalam satu majelis yang penuh khidmat dan keberkahan. Acara bertajuk “Darul Hikmah Bersholawat” ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Malam Asyura 10 Muharram 1447 H sekaligus menandai Milad ke‑34 berdirinya Pondok Modern Darul Hikmah Tulungagung.
Malam Asyura merupakan momentum istimewa dalam kalender Islam. Sebagaimana disampaikan dalam sambutan Ketua Pembina Yayasan, KH. Masyhudi Ridwan, S.H., M.Hum, malam ini bukan sekadar malam perayaan, namun juga malam refleksi spiritual. Beliau menegaskan bahwa nilai-nilai pengorbanan, kesabaran, dan keikhlasan dari peristiwa-peristiwa agung di bulan Muharram harus menjadi teladan bagi para santri.
“Salah satu bentuk keberhasilan lembaga pendidikan Islam adalah ketika spiritualitas tidak hanya diajarkan, tetapi diamalkan dalam kehidupan nyata,” ujar beliau sebelum menyerahkan santunan kepada puluhan santri yatim Darul Hikmah. Santunan ini menjadi simbol kasih sayang dan perhatian pondok terhadap anak-anak yatim, sebagaimana anjuran Nabi Muhammad SAW untuk menyayangi mereka.
Acara dilanjutkan dengan lantunan sholawat bersama yang menggema syahdu dipimpin oleh tim hadrah santri “Rofiqur Rosul”. Hadirin yang mengikuti lantunan shalawat larut dalam suasana penuh cinta kepada Rasulullah SAW. Suara sholawat berpadu dengan hembusan malam menciptakan atmosfer yang menyentuh kalbu. Inilah nuansa yang menjadi kekhasan Pondok Modern Darul Hikmah, menikmati sholawat bukan dengan gerakan dan terian, namun dengan menghadirkan Nabi Muhammad ke dalam kalbu.
Sebelum tausiyah, Bapak Pimpinan Pondok KH. Irkhamni Khoirul Munzilin, M.Kom menyampaikan sambutannya selaku tuan rumah dalam acara ini, beliau berpesan bahwa di bulan muharam ini banyak kejadian-kejadian mukjizat Nabi yang diperlihatkan, sehingga umat islam menghormati bulan ini dengan berbagai amalan-amalan. Salah satu amalannya adalah dengan berpuasa di hari tasu’a dan ‘asyura. Beliau juga menambahkan bahwa dalam menanggapi dawuh-dawuh Kyai yang bertentangan dengan pemikiran kita, cukup dengarkan saja tanpa menjelekkan beliau, karena pasti apa yang beliau sampaikan adalah hasil dari ijtihad.
Puncak acara diisi oleh mau’idhoh hasanah dari Gus Anang Muhsin, seorang muballigh karismatik dari Ngranti, Boyolangu juga pengasuh Pondok Pesantren Al Fattahiyah. Dalam tausiyahnya yang disampaikan dengan bahasa yang lugas, Gus Anang mengajak para hadirin untuk meneladani semangat para Nabi dan syuhada yang diabadikan dalam sejarah pada bulan Muharram.
Beberapa poin penting yang beliau sampaikan antara lain:
- Keutamaan Hari Asyura: Puasa pada hari Asyura memiliki keutamaan yang besar sebagai bentuk syukur atas diselamatkannya Nabi Musa AS dan kaumnya dari kejaran Firaun. Rasulullah SAW pun berpuasa pada hari itu dan memerintahkan umatnya untuk mengikuti.
- Keistimewaan Amal di Hari Asyura: Di antara amal yang dianjurkan adalah memberi nafkah lebih kepada keluarga, menyantuni anak yatim, dan memperbanyak doa dan istighfar. Gus Anangmenyitir hadits, “Barang siapa yang melapangkan keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan melapangkan rezekinya sepanjang tahun.”
- Asyura sebagai Momentum Perubahan Diri: “Jadikan malam ini bukan hanya peringatan, tapi juga pijakan untuk hijrah menuju kehidupan yang lebih bermakna. Sebagaimana Nabi Musa hijrah dari kezaliman Firaun, kita pun harus hijrah dari kezaliman hawa nafsu,” pesan beliau dengan suara menggetarkan.
- Pentingnya Pendidikan Ruhani: Gus Anangmenekankan bahwa lembaga seperti Darul Hikmah tidak hanya membangun kecerdasan intelektual, tetapi juga spiritual dan sosial. “Pesantren adalah benteng terakhir umat. Maka jagalah ruh pesantren, jangan dikotori oleh cinta dunia,” tutup beliau.
Milad ke‑34 Pondok Modern Darul Hikmah bukan hanya peringatan usia, tetapi menjadi simbol konsistensi lembaga dalam mengawal pendidikan Islam modern yang tetap berakar pada tradisi salaf. Sejak didirikan pada tahun 1991, PMDH telah mencetak ribuan alumni yang tersebar di berbagai bidang: dari da’i, akademisi, hingga tokoh masyarakat.
Acara malam ini menjadi potret bahwa PMDH tidak hanya mencetak santri yang cerdas, tetapi juga memiliki empati sosial dan cinta kepada Rasulullah. Pimpinan pondok menegaskan komitmen bahwa nilai‑nilai profetik akan terus dipegang dalam membangun generasi masa depan yang berkarakter.
“Darul Hikmah Bersholawat” malam ini bukan sekadar seremonial. Ia adalah peristiwa spiritual, momentum sosial, dan bukti nyata dari semangat pesantren dalam membina umat. Semoga cahaya sholawat dan keberkahan malam Asyura terus menerangi langkah santri dan keluarga besar PMDH dalam mengemban misi pendidikan Islam di era modern.
“Menjaga Tradisi, Merespon Modernisasi” (Tagline Milad PMDH ke‑34 Tahun 2025)


