Anyang-anyangen
Karya Annies Arbiana Ikhwati
Wali dari Luqman Janapriya Kelas VII A
Ash shalatu was salaamu ‘alaiyk. Yaa imaamal mujaahidiin.
Ya Rasulallah.
Ash shalatu was salaamu ‘alaiyk. Yaa naashiral hudaa. Ya khayra khalqillaah.
Ash shalatu was salaamu ‘alaiyk. Yaa naashiral haaqi. Yaa Rasulullah.
Ash shalatu was salaamu ‘alaiyk.
Saya terbangun waktu masjid selatan rumah mengumandangkan tarhim. Saya terbangun bukan karena suara tarhim, tapi karena perut merasa sakit merasa ingin buang air kecil. Sehabis pipis, lanjut gosok gigi, lanjut wudhu, persiapan sholat subuh. Hahahaha, jadi malu, karena tidak langsung mandi pagi. Kakungnya luqman, Alhamdulillah sekarang berusia 85 tahun, dan rutin setiap bangun tidur jam setengah 3 dini hari langsung mandi pagi. Semoga saja ibuknya Luqman dapat menirunya.
Sehabis sholat subuh, perut terasa tidak nyaman, ingin pipis lagi. Udara pagi ini terasa dingin, kulihat di fitur cuaca, suhunya 26°. Karena sejak kemarin sore hingga malam , hujan air mengguyur wilayah Kedungbunder dan sekitarnya. Dan pagi ini mendung menggelayut manja dilangit kelabu. Bolak balik saya berkunjung ke kamar mandi, hampir setiap 20 menit sekali. Orang Jawa bilang ini “anyang-anyangen”.
Jam 10 lebih, matahari meskipun agak malu-malu, tapi mau keluar dari balik selimut. Saat itu ada mobil berhenti, ternyata tamunya kakung dan mbah uti. Setelah itu saya menyuguhi tamu. Karena kalau ada tamu itu, sebaiknya gupuh, lungguh dan suguh. Setelahnya saya mengeluarkan sepeda angin. Untuk menetralisir rasa dingin dan mencegah anyang-anyangen, saya harus bergerak. Kumulai jam setengah 11, memutari kota lodoyo, sambil menikmati keindahan kota, keramaian kota lodoyo. Melewati sungai lodagung, melewati area persawahan yang indah menghijau. Satu jam , saya bersepeda. Keringat lekas mulai keluar. Sampai dirumah, langsung ke kamar mandi, karena masih anyang-anyangen.
Dalam kamus bahasa Jawa, disebutkan ” anyang-anyangen adalah lara amen nguyuh”. Dalam kamus gugel, anyang-anyangen disebut juga dengan istilah DISURIA. Saya kaget, anyang-anyangen kok DI SURIA. kok jauh sekali. Eh ternyata bahasa medisnya DISURIA, Tanpa spasi . Untuk mengobati rasa haus sehabis bersepeda, saya membuat wedang jahe, dengan harapan haus teratasi, anyang-anyangen terobati. Ternyata memang dingin bisa menjadi pemicu. Karena itu adalah proses tubuh menaikkan suhu, memicu organ darah dan kandung kemih, sehingga sering mengeluarkan urine. Hingga magrib, anyang-anyangen tetap belum sembuh. Apalagi hujan turun sehabis adzan ashar. Akhirnya,sehabis sholat magrib ku cari minyak angin. Ku gosok gosok di perut bagian bawah. Kering di gosok lagi. Hingga lebih dari tiga kali. Alhamdulillah, perut lekas terasa hangat. Semoga anyang-anyangen segera selesai
