DARI DARUL HIKMAH MENYEMAI ILMU KE NEGERI PARA NABI
Oleh : Faqih Billah
Mesir telah lama menjadi salah satu destinasi favorit bagi pelajar di seluruh belahan dunia, terutama bagi mereka yang ingin mendalami studi islam dan bahasa arab, Universitas Al-Azhar merupakan salah satu Universitas tertua di dunia, namun belajar di Mesir bukan hanya sekedar tentang pelajaran akademik, akan tetapi akan menjadi kisah hidup dengan lika-liku dan keindahan di negeri para nabi ini.
Ketika pertama kali menginjakkan kaki di bandara Cairo International, timbulah rasa syukur dan kebahagiaan yang sangat mendalam, di bandara-bandara pada umumnya, para pendatang akan disambut dengan kata-kata “Welcome to …..” atau “أهلا و سهلا”, beda dengan di Mesir, kami para Mahasiswa Baru disambut dengan kata-kata
“ادْخُلُوْا مِصْرَ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ اٰمِنِيْنَ”. Alhamdulillah kini ana bisa menginjakkan kaki di negeri Mesir yang kaya akan sejarah dan peradabannya ini.
Adaptasi Lingkungan dan budaya
Culture shock sudah menjadi penyakit di awal yang dialami oleh para pendatang – pendatang yang baru datang di suatu negara atau daerah pun tidak terkecuali ana sendiri, Mesir memiliki budaya yang unik dengan tradaisi yang kental, namun perlu waktu untuk beradaptasi dengan gaya hidup masyarakat yang sangat berbeda, salah satu tantangan utama adalah bahasa, meskipun bahasa fushah diajarkan di kelas, namun percakapan bahasa arab yang ada di keseharian masyarakat mesir jauh lebih berbeda, Masyarakat Mesir sering menggunakan dialeg percakapan bahasa arab ‘ammiyyah dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana jika kita berdialog dengan bahasa fushah dengan masyarakat Mesir ? justru hampir mayoritas dari mereka tidak paham dengan dialeg percakapan bahasa Arab fushah, perlu diketahui juga untuk tidak serta merta mengambil potret di sembarangan tempat terutama di tempat yang berkaitan dengan militer ataupun pemerintah guna menjaga keamanan dan privasi, mengambil foto di tempat ini dapat dianggap sebagai ancaman keamanan.
Adapun culture masyarakat Mesir yang membuat ana takjub adalah dimana-mana selalu mendengarkan murottal ayat suci Al-Qur’an entah itu di angkutan umum, toko – toko bahkan di tempat gym juga, disini bahkan bebas mendirikan shalat dimanapun berada entah di pelataran, taman bahkan security pun apabila ingin mendirikan shalat mereka tidak perlu pergi ke Masjid ataupun Mushalla cukup untuk mendirikan shalat di tempat ia berjaga – jaga.
Selain itu musim di Mesir justru cukup ekstrem, ketika ana pertama datang di Mesir langsung disambut dengan dinginnya cuaca yang jauh lebih dingin dari Indonesia dan membutuhkan adaptasi kurang lebih satu bulan untuk berdamai dengan musim dingin yang ada di Mesir, adapun konon katanya musim panas di sini sangat terik dan menyengat, oleh karena itu perlu untuk mempersiapkan diri baik dari segi fisik maupun mental.
Sistem Pendidikan yang ada di Al-Azhar
Al-Azhar adalah lembaga pendidikan tertua di dunia dan telah berdiri selama ribuan tahun seakan – akan menjelma menjadi benteng keilmuan yang menjaga keilmuan-keilmuan islam yang klasik dari zaman ke zaman sampai yaumil qiyamah nantinya, ada pepatah yang mengatakan :
يَا مِصْرُ فِيْك النِّيْلُ عَذْبٌ * لكِنَّ أَزْهَرَنَا الشَّرِيْفُ الكَوْثَرُ
Duhai, Mesir! Dalam dirimu ada sungai Nil, ia tawar dan segar * Tetapi, al-Azhar al-Syarif ialah telaga Kautsar
Mesir tidak akan menjadi apa – apa kalau tiada Al-Azhar Asy-Syarif, di Al-Azhar terdapat dua metode pembelajaran yaitu Jami’ dan Jami’ah, Jami’ adalah metode pembelajaran muhadhoroh yang biasanya dilakukan di kelas cara tholabul ‘ilmi pada Jami’ah biasa dikenal dengan tholabul ‘ilmi ’asywaaiyyan, Dimana kita disuguhi dengan beraneka macam pelajaran, maka oleh sebab itu Al-Azhar memberikan Jami’ yang mana metode pembelajaran yang ada di jami’ adalah metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh para ulama – ulama terdahulu atau biasa disebut dengan tholabul ‘ilmi tahqiyqiyyan yaitu metode belajar yang bermanhaj dan beradab, memang seperti apakah metode belajar yang bermanhaj dan beradab ? sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Abu Hamzah Asy-Syafi’i
“وترتيب العلوم على ما هو معلوم عندهم :
المنطق, فآدب البحث, فالنحو, فالصرف, فالبلاغة, فالوضع, فالمقولات, فالتوحيد, فأصول الحديث, فأصول الفقه, فالتفسير و الحديث, أمّالفقه فهو ماش في حظّ مواز”
“Dan susunan ilmu – ilmu sebagaimana yang diketehaui oleh ulama adalah
Mantiq kemudian Adabul bahs, kemudian Nahwu, kemudian Shorof, kemudian Balaghoh, kemudian Al-Wadh’u, Kemudian Maqulat, kemudian Tauhid, kemudian Ushul Fiqh, Kemudian Tafsir dan Hadist, sedangkan Fiqih itu berjalan dengan kebijaksanaan yang seimbang”
Di luar itu semua, masih terdapat banyak sekali talaqi, madyafah, sahah, dan forum – forum keilmuan yang diadakan oleh para masyayikh, duktur, ataupun ustadz – ustadz dari Indonesia yang sudah mumpuni untuk mengajar, dengan adanya forum tersebut sangatlah bermanfaat bagi para pelajar untuk mengakses banyak keilmuan yang ada di Mesir.
Adapun hal yang menarik dari Al-Azhar sebagai lembaga pendidikan terkemuka adalah tidak mengadakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dari para pelajar, adapun pembayaran yang ada untuk membeli kitab-kitab yang akan dipelajari selama perkuliahan itupun tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk membeli kitab-kitab tersebut, selain itu di Al-Azhar tidak ada presensi kehadiran bagi para pelajar, justru hal tersebut menjadi tantangan bagi para pelajar yang mengenyam pendidikan di Al-Azhar, karena bukan Al-Azhar lah yang membutuhkan para pelajar, tapi para pelajarlah yang membutuhkan Al-Azhar, bagi Al-Azhar sudah cukup setiap tahunnya mencetak sepuluh ulama dari sekian ribunya pelajar yang belajar di Al-Azhar.
Tantangan kehidupan sehari-hari
Hidup di negara yang memiliki kriminalitas yang sangat memprihatikan membuat kami harus tetap waspada dan berjaga-jaga dimanapun kami berada, di samping itu pula trasnportasi umum di sini juga padat entah dari jalanan besar bahkan sampai gang yang sempit, belum lagi terdapat banyak modus penipuan di sini terutama yang sering dialami oleh para pelajar adalah akad penyewaan rumah, namun semua itu dapat diatasi dengan kesabaran dan penuh kehati-hatian, di samping itu pula kehadiran para masyayikh dan asatidz yang sangatlah membuat kami kuat, tabah dan betah untuk menjalani semua cobaan dan tantangan yang ada di Mesir serta berharap semua cobaan dan tantangan tersebut berbuah menjadi berkah bagi kami para tholibul ‘ilmi yang ada di sini.
Selain itu kehidupan yang sangat bebas adalah tantangan yang sangat besar bagi diri ana sendiri di sini, lalu bagaimana cara menghadapi derasnya kehidupan bebas di sini ? pandai memilih teman adalah kunci untuk menghadapi tantangan tersebut.
Teruntuk calon Azhari dari Darul Hikmah
Alhamdulillah kini telah kutunaikan tugasku sebagai anak dan santri untuk terus berjuang mencari ilmu hingga pada level malakah ar-roosikhoh yang mana sangat sulit sekali untuk dijangkau.
Teruntuk para santri ataupun calon Azhari dari Darul Hikmah tercinta kini kutunggu kehadiran antum untuk merantau dan belajar di negeri para nabi ini, bukanlah suatu hal yang mustahil bagi antum untuk meneruskan pendidikan antum di Al-Azhar Asy-Syarif ini, ingat !!! kita sama-sama berada di bawah naungan kyai yang sama, ustadz yang sama, memakan nasi dan lauk pauk yang sama, seluruh kepahitan yang telah antum alami sudah ana alami semua, kini tinggal antum semua untuk merubah kepahitan tersebut menjadi buah yang sangat manis, sering sekali ana jumpai pelajar yang tidak memiliki background pesantren namun dapat meneruskan pendidikannya di Al-Azhar apalagi antum yang memiliki background pondok bahasa.

