
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN EVALUASI KERJA
ORGANISASI PELAJAR PONDOK MODERN DARUL HIKMAH
Oleh Muhammad Khafid Zulfahmi Zein
Salah satu bentuk pendidikan karakter yang diterapkan oleh Pondok Modern Darul Hikmah adalah dengan melatih seluruh santri dalam ber-Organisasi, Organisasi yang dibentuk dan disahkan oleh pimpinan pondok bersama para Asatidz dan Pengasuhan Santri. Jika dilihat sepintas organisasi yang terbentuk di usia antara 15 – 18 tahun umumnya hanya berususan tentang tata kelola kegiatan atas organisasi tersebut. Berbeda dengan Organisa Pelajar Pondok Modern Darul Hikmah, tanggungjawabnya tidak hanya tentang kegiatan, namun seluruh hal yang bahkan sangat terperinci dari setiap kegiatan dan aktivitas santri, mulai mereka membuka mata di pagi hari hingga memejamkannya kembali. Itulah OPPM yang biasa kita sebut sebagai tangan kanan dari Pengasuh Pondok.
Dilantik dan disahkan pada awal tahun, bekerja dan berkhidmah dengan penuh keikhlasan, berjuang menuntut ilmu sembari mengamalkan ilmunya. Hingga pada hari ini, Rabu 1 Januari 2025 OPPM harus melaporkan apa yang telah mereka kerjakan. Mulai dari tata kelola keuangan bagian, kegiatan setiap bagian, inventarisasi, problem dan progam-progam kerja setiap bagian.
Laporan dibacakan oleh ketua setiap bagian OPPM, dengan disaksikan oleh Bapak Pimpinan Pondok dan seluruh asatidz serta para santri. Hari dimana apa yang mereka lakukan selama satu tahun akan dihisab dan dievaluasi oleh Bapak Pimpinan yang disaksikan secara langsung oleh hadirin. Artinya Pondok Modern Darul Hikmah sangat mementingkan manajerial sistem yang terus diperbaiki, dengan mengevaluasi OPPM agar di tahun yang akan datang kesalahan-kesalahan yang terjadi tidak terulang kembali.
OPPM Putra pada tahun ini dilead oleh Al Akh Brilyan Muhamad Haki, santri Kelas 6 KMI yang dibantu dengan 16 bagian OPPM, secara umum tugas OPPM adalah sebagai perencana, pelaksana, dan penanggungjawab aktivitas harian santri, baik di dalam kegiatan formal maupun non formal. Sedangkan OPPM Putri dilead oleh Al Ukh Naila Rizka Fahma dengan wakil Al Ukh Bilqis Hasna Amarilis, yang bagian-bagian pembantunya dibagi menjadi dua, yakni pengurus kampus pusat, dan pengurus kampus 2 Rusun Putri.
LPJ OPPM juga merupakan salah satu bukti bahwa Pondok bertanggungjawab secara struktural mulai dari Pimpinan, Kepala Biro, Asatidz dan Organisasi Santri dalam tanggungjawab dan langkah yang sama, yakni demi pendidikan dan pengajaran. Setiap bagian OPPM yang telah membacakan laporannya akan dievaluasi oleh Bapak Pimpinan secara langsung, bahkan tak jarang beliau akan bertanya jika ada laporan yang tidak sesuai dengan real condition. Semisal untuk bagian Pengajaran, pertanyaan yang selalu diberikan oleh Bapak Pimpinan adalah bagaimana perkembangan ngaji para santri, apakah ada kemajuan atau bahkan stuck tanpa ada perbaikan bacaan sama sekali.
Laporan yang dibuat tidak hanya sekedar laporan, namun harus bisa merepresentasikan hasil kerja selama satu tahun. Dalam evaluasinya, KH. Irkhamni menyampaikan agar seluruh bagian OPPM membuat laporan yang detile, terperinci dan jelas. Khususnya dalam pencatatan keuangan, pelanggaran, kejadian penting dan kendala. Bagian keamaan mencatatan detile pelanggaran agar kita tau peraturan apa yang paling sering dilanggar oleh santri.
Beliau juga menambahkan bahwa Ketua OPPM harus mengerti tugas-tugas anggotanya, sehingga bisa menggerakkan dan mengarahkan setiap anggota pada tempatnya. Jika suatu saat dibutuhkan bagian tertentu, maka bisa tepat sasaran arahannya. Dan dalam membuat laporan harus lebih detile.
Selain itu, Bapak Pimpinan juga memberikan nasihat dan arahan untuk OPPM selanjutnya, untuk para santri dan seluruh keluarga Pondok. Khususnya jika ada permasalahan yang bersifat global dan berimbas kepada Pondok. Misal tentang kerapian dan kedisiplinan, menurut beliau harus ada perbedaaan antara anak luar dan anak pondok, dalam hal kerapian. Celana pensil, treining ketat, rambut panjang dan sepatu tidak hitam adalah contoh hal-hal yang tidak boleh ada.
Banyak hal yang Bapak Pimpinan sampaikan, sehingga LPJ OPPM bisa menjadi recharging semangat kepondokmodernan para santri agar lebih baik. Untuk itu salah satu acara tahunan internal PMDH yang paling penting selain daripada Khutbatul Arsy adalah Laporan Pertanggungjawaban OPPM.

