Dzikro Maulidi Rosul di Pondok Modern Darul Hikmah: Menghidupkan Cinta Rasulullah dan Meneguhkan Akhlak Santri
Tulungagung – Suasana penuh hikmat dan kebahagiaan mewarnai halaman pusat Pondok Modern Darul Hikmah pada Selasa, 2 September 2025, saat digelarnya acara Dzikro Maulidi Rosul. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang setiap tahun diadakan pondok sebagai bentuk rasa syukur dan cinta atas kelahiran Rasulullah, sang pembawa rahmat bagi seluruh alam.
Ribuan santri, dewan guru, wali santri, serta masyarakat sekitar hadir memadati lokasi acara. Lantunan sholawat dan dzikir menggema sejak sore hari, menciptakan suasana religius yang penuh ketenangan. Spanduk besar bertuliskan “Dzikro Maulidi Rosul – Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H” menghiasi panggung utama, menambah khidmat acara yang sejak awal memang dipersiapkan dengan penuh kesungguhan.
Dalam acara ini, hadir sejumlah tokoh agama dan kyai dari Tulungagung serta sekitarnya. Mereka duduk berdampingan di kursi kehormatan, menambah wibawa sekaligus keberkahan majelis. Kehadiran para ulama ini seakan menjadi bukti bahwa Pondok Modern Darul Hikmah selalu menjunjung tinggi ukhuwah dan sinergi antar pesantren di wilayah Karesidenan Kediri.
Acara inti menghadirkan Gus Dr. Ahmad Kafabihi, pengasuh Pondok Pesantren Baitul Qur’an Lirboyo Kediri, sebagai muballigh utama. Sosok muda yang dikenal alim, santun, dan berwawasan luas itu berhasil menarik perhatian ribuan hadirin dengan gaya penyampaian yang lugas, penuh humor, sekaligus menyentuh hati.
Acara dibuka dengan sambutan dari Pimpinan Pondok Modern Darul Hikmah, KH. Irkhamni Khoirul Munzilin, M.Kom. Dalam kesempatan tersebut, beliau memberikan pesan mendalam kepada seluruh santri tentang pentingnya menjaga akhlak dan tidak terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa negatif yang terjadi di masyarakat.
Beliau menyinggung peristiwa penjarahan yang baru-baru ini marak di Indonesia. Dengan tegas, KH. Irkhamni menekankan bahwa santri harus memiliki sikap yang jelas dan tidak terombang-ambing oleh arus massa.
“Santri jangan pernah membenarkan penjarahan. Bagaimanapun juga, menjarah adalah perbuatan yang diharamkan dalam agama. Barang hasil jarahan hukumnya haram. Kita sebagai santri harus menjadi teladan dalam menjaga akhlak dan kebenaran, meski di tengah kondisi masyarakat yang sedang goyah,” tegas KH. Irkhamni.
Pernyataan ini disambut anggukan penuh setuju dari para hadirin. Nilai-nilai moral yang beliau sampaikan terasa sangat relevan dengan kondisi sosial Indonesia saat ini, sekaligus menjadi pengingat bahwa santri harus tampil sebagai penjaga moral bangsa.
Tausiyah Gus Ahmad Kafabihi: Santai tapi Mengena. Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan tausiyah utama yang disampaikan oleh Gus Dr. Ahmad Kafabihi. Dengan gaya khasnya yang santai, humoris, dan mudah dipahami, Gus Kafabihi berhasil membuat suasana cair namun tetap sarat makna.
Beliau mengawali ceramah dengan menekankan pentingnya ilmu pengetahuan bagi seorang santri. “Santri itu tugasnya belajar. Jangan gampang menyerah, jangan cepat puas. Ilmu itu butuh kesabaran, keistiqomahan, dan kerendahan hati untuk terus menuntut,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Gus Kafabihi juga memberikan nasihat yang sangat dekat dengan kehidupan santri sehari-hari. Salah satunya adalah tentang larangan berpacaran. Dengan gaya santai, beliau berkata:
“Pacaran itu buang-buang waktu. Santri yang pacaran, pikirannya pecah, hatinya kotor, ilmunya nggak barokah. Lebih baik gunakan waktumu untuk belajar, mengaji, dan bersholawat. Nanti kalau sudah waktunya, Allah akan hadirkan jodoh terbaikmu dengan cara yang halal dan penuh keberkahan.”
Hadirin pun tertawa kecil mendengar cara penyampaian beliau yang humoris, namun jelas pesan moralnya tersampaikan dengan kuat.
Husnudzon kepada Guru dan Cinta kepada Rasulullah. Dalam tausiyahnya, Gus Kafabihi juga mengingatkan pentingnya santri untuk selalu berhusnudzon (berprasangka baik) kepada guru dan kyai. Menurut beliau, keberkahan ilmu sangat tergantung pada adab seorang santri kepada gurunya.
“Kalau ingin ilmunya manfaat, jangan suka su’udzon kepada guru. Apa pun sikap guru, yakinlah ada hikmah dan kasih sayang di baliknya. Guru itu seperti orang tua kita di pondok, mereka ingin kita sukses dunia dan akhirat,” jelas Gus Kafabihi.
Selain itu, beliau menegaskan bahwa inti dari peringatan maulid Nabi adalah menumbuhkan cinta kepada Rasulullah SAW. Cinta ini tidak cukup hanya dengan kata-kata, tetapi harus diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
“Kalau benar cinta Nabi, ya ikuti akhlaknya. Nabi itu jujur, sabar, penyayang, tidak suka menyakiti orang lain. Mari kita teladani itu semua dalam hidup kita sehari-hari,” imbuhnya.
Selama acara berlangsung, ribuan santri tampak antusias mendengarkan tausiyah. Mereka duduk rapi di halaman pondok, sebagian mencatat poin-poin penting, sebagian lagi tampak hanyut dalam suasana spiritual. Sesekali terdengar lantunan sholawat yang membuat suasana semakin syahdu.
Beberapa wali santri yang hadir pun mengungkapkan rasa bangganya. “Alhamdulillah, acara ini sangat bermanfaat. Anak-anak kami mendapatkan nasihat langsung dari ulama besar. Semoga ini menjadi motivasi agar mereka semakin giat belajar dan taat pada agama,” ujar salah satu wali santri dengan mata berbinar.
Maulid Nabi: Momentum Syukur dan Refleksi
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW selalu menjadi momentum penting bagi umat Islam. Bukan hanya perayaan lahirnya Rasulullah, tetapi juga sarana untuk kembali merenungkan ajaran-ajarannya.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4)
Ayat ini menjadi pengingat bahwa seluruh umat Islam, termasuk para santri, harus menjadikan akhlak Nabi Muhammad SAW sebagai teladan utama dalam kehidupan.
Acara Dzikro Maulidi Rosul di Pondok Modern Darul Hikmah tahun ini bukan hanya sekadar seremonial. Lebih dari itu, ia menjadi penguat identitas santri sebagai generasi yang berilmu, berakhlak, dan berpegang teguh pada ajaran Rasulullah SAW.
Pesan-pesan moral dari KH. Irkhamni Khoirul Munzilin tentang larangan penjarahan, serta nasihat Gus Ahmad Kafabihi tentang belajar, menjauhi pacaran, husnudzon kepada guru, dan cinta Rasulullah, meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh hadirin.
Panitia berharap acara ini membawa keberkahan dan menjadi titik tolak bagi santri untuk semakin istiqamah dalam belajar dan beramal sholeh.
“Semoga dengan peringatan maulid ini, kita semua semakin cinta kepada Nabi Muhammad SAW, semakin taat kepada Allah, dan semakin berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari,” pungkas salah satu panitia sebelum menutup acara dengan doa bersama.

