Al-Qurthuby Minta Rela

Al-Qurthuby Minta Rela

 Oleh M Deden Apriliano

Kepanitiaan Ujian Al Qurthuby bukan sekadar wadah pelaksanaan tugas, tetapi cerminan dari semangat kolektif, dedikasi, dan tanggung jawab bersama. Kepanitiaan Ujian Al Qurthuby bukan sekadar rangkaian Agenda ujian tahunan, melainkan ladang amal dan pembelajaran dalam arti yang sesungguhnya. Di balik setiap agenda yang kita selenggarakan ada kerja keras, koordinasi yang solid, dan jiwa-jiwa yang ikhlas berkontribusi demi kelancaran proses akademik yang bermartabat khususnya dirumah tercinta ini walaupun hasilnya belum seutuhnya sempurna. Di dalam kepanitian ini rasa kepemimpinan, kekompakan, dan ketulusan untuk melayani proses akademik secara profesional dan penuh integritas kita selalu usahakan.

Dalem , selaku bagian dari kepanitian Al Qurthuby, menyampaikan penghargaan dan terimakasih sebanyak banyaknya dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh rekan panitia Asatidz/ah yang telah mencurahkan tenaga, waktu, dan pikiran sepenuh hati demi menyukseskan ujian ini dan Terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah mendukung secara langsung maupun tidak langsung entah itu berupa saran motivasi ataupun kritikan kepada kami.

Dalem tak lupa memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang terjadi ketika berjalannya ujian ,Dalem mewakili seluruh panitia memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Semoga setiap langkah dan usaha kita dalam kepanitiaan Al Qurthuby ini bernilai ibadah, menjadi amal jariyah, serta membawa manfaat bagi dunia pendidikan Kususnya di Pondok tercinta ini Modern Darul Hikmah dan kehidupan yang akan datang. Mari terus menjadi pribadi yang amanah dan profesional, di mana pun kita berada

Seperti yang dikatakan oleh Imam Al-Ghazali:

‘Tanda bahwa amalmu diterima adalah ketika amal itu menumbuhkan amal salih yang lain setelahnya.’

Mari terus menumbuhkan semangat pengabdian, bukan karena ingin DIKENAL, tetapi karena ingin BERMANFAAT.”

Satu kutipan dari Abu Zakariya Yahya Bin Syarofuddin An-Nawawi Dalam kitabnya At-Tibyan Fi-Adabi Hamalatil Qur’an berkta

“مَن لم يَصبِر على ذل التعليمِ بقِي عُمرَه في عَماية الجَهالةِ ومن صبرَ عليه آل أمرُه إلى عز الاخِرة والدنيا”

Barang siapa tidak bersabar menghadapi sulitnya mencari ilmu maka ia akan tetap berada dalam kebutaan kebodohan seumur hidupnya, dan barang siapa bersabar dalam menghadapi beratnya mencari ilmu maka ia akan menjadi Mulya di ahirat dan di dunia..

 

Leave a Reply