Pondok Modern Darul Hikmah, “Rumah Kedua, Tempat Anak Kami Ditempa, Tempat Hati Kami Bertaut”

Pondok Modern Darul Hikmah, “Rumah Kedua, Tempat Anak Kami Ditempa, Tempat Hati Kami Bertaut”

Karya Nur Hariyani Wahyuningtyas
Wali dari Al Afif Zharifan Rafiyansyah Kelas : IX C

Tak terasa tiga tahun mendampingi anak bertumbuh dan berkembang di pesantren. Benar, Pondok Modern Darul Hikmah Tulungagung, kami pilih bukan karena tanpa alasan, ataupun karena “random”. Banyak sekali pertimbangan yang menyertai hingga kami memastikan anak akan bersemi dengan baik di sana.

Selintas yang kami dengar dari warga sekitar pondok dulu, bahwa selama di dalam pondok anak-anak dididik untuk menjadi insan dengan akhlak mulia, berpengahuan dan menguasai keterampilan sesuai dengan bakat dan minatnya. Sehingga saat terjun di masyarakat, anak sudah terlihat mampu dalam aplikasi penerapan di kehidupan sehari-hari. Dan kami rasa selaras dengan visi kami dalam membentuk anak ke depannya. Maka dengan yakin kami menitipkan anak kami untuk diasuh dalam pesantren ini.

Masih lekat dalam ingatan saat mengantar anak kami ke gerbang pondok. Kami dengan tak putus sering kali memastikan kebulatan niat anak kami untuk belajar di pesantren. Setiap hari tanpa lelah membakar semangatnya agar tak ada yang bisa menggoyahkan niatnya untuk menimba ilmu di pondok. Menyiapakan mentalnya untuk giat belajar tanpa harus ditekan tapi dengan kesadaran sendiri. Karena di pondok sejatinya adalah berjuang. Bertaruh dengan seluruh jiwa raga. Segenap jiwa raga harus hadir, tanpa paksaan, dan tekad yang terencana. Dan bukan hanya perjuangan si anak sendiri, tapi meyakinkan anak kami juga bahwa ia tidak sendirian. kami menyertai perjuangannya.

Masih lekat dalam ingatan begitu gemetar tangan dan kaki anak kami tatkala kami mengantar ke depan pintu gerbang pondok kala itu. Kami melepasnya dengan keadaan cemas bagaimana ia melaluinya di dalam sana dengan keadaan seperti itu.

40 hari pertama di pondok tanpa penjengukan, hati kami was was. Doa kami panjatkan tiap malam. Berharap anak kami selalu dalam keadaan baik dan dapat beradaptasi dengan cepat di dalam pondok. Begitu hari pertama penjengukan, tangis pun pecah. Dan hal pertama yang keluar bukan keluhan, bukan pula penolakan, ataupun rasa keberatan mengapa ia masuk ke pondok. Perasaan yang sempat kami cemaskan.

“Aku kangen mama!” Dalam isak tangisnya. Cuma itu, “Alhamdulillah!” Jerit hati kami. Kami menangis haru tapi bahagia. Terima kasih pondok Darul Hikmah. Meski baru secuil kami mendapat harapan bahwa mondok di sini ke depannya bisa diteruskan. Ini pondasi awal yang kokoh. Anak kami masih semangat melanjutkan. Berarti sudah ada kenyamanan melekat di hati anak kami dengan pondoknya. Itu kabar baik yang luar biasa.

Hari demi hari berlalu. Tahun demi tahun kami lewati. Kami orang tua berjuang di luar untuk memenuhi kebutuhan. Anak di dalam pondok berjuang mengalahkan dirinya sendiri. Banyak keluhan tentang teman, tentang belajar, tentang beban pikiran. Tapi kami dengan sabar memenuhi dan membantu mengembalikan semangatnya.

“Kendala pasti ada, tapi bukan untuk dihindari. Rintangan bukan ketakutan, tapi harus dihadapi dengan gigih, tabah, teguh dan pantang menyerah. Coba lagi dan coba lagi! Kamu nikmati prosesnya, jangan pikirkan hasil akhir!” Itu yang selalu kami sampaikan untuknya. Dengan doa setiap waktu, dengan penuh senyuman tiap kami menemuinya sampai hingga menemukan kesabarannya.

Semakin hari semakin terbentuk karakter anak kami. Hidup di lingkungan pondok ia menjadi pribadi yang disiplin, mandiri, tanggung jawab, lebih tawadlu, cinta ilmu, sabar ikhlas bekerja sama, dan bisa merawat diri. Sehingga kami sebagai orang tua tidak khwatir lagi karena anak sudah belajar kemandirian dan tanggungjawab pada dirinya sendiri.

Bukan hanya itu, bonusnya ia bisa berprestasi sesuai dengan minatnya selama ini. Dengan bantuan ustad ustadzah di dalam pondok, ananda bisa mengeluarkan semua potensi yang dimilikinya bahkan kadang di luar dugaanya sendiri. Yang jelas potensi ini bisa muncul pastinya karena di pondok anak diberi ruang, kepercayaan, dan lingkungan yang mendukung.

Terima kasih anakku, kamu sudah berani mengambil keputsan buat masa depanmu sendiri dengan menerima pilihan kami menitipkana di pondok ini. Terima kasih kamu bersedia mengambil kewajiban itu. Dan yakin bahwa di pondok ini terbaik untukmu. Kini kamu tumbuh menjadi anak yang pintar dan membanggakan bagi kami kedua orang tuamu.

Terima kasih wahai Pondok Modern Darul Hikmah Tulungagung. Di bawah bimbingan para ustad dan kyai yang tulus, anak kami dididik dengan kesabaran, keikhlasan, dan nilai-nilai luhur.

Bagi kami orang tua, pondok ini bukan sekadar tempat tinggal, tapi rumah kedua untuk anak kami yang telah membentuk akhlaknya, menumbuhkan semangat juangnya, dan menguatkan imannya.

Doa kami untuk Pondok Modern Darul Hikmah Tulungagung, “Semoga Allah selalu memberkahi pesantren ini, para pengasuhnya, dan seluruh santrinya. Dan dari tempat ini, semoga lahir generasi pembawa cahaya, penyejuk umat, dan pemelihara warisan para ulama.”

Instagram : @myazra_tyas

Leave a Reply