LAYANG-LAYANG

LAYANG-LAYANG

Karya Annies Arbiana Ikhwati

Wali dari Luqman Janapriya Kelas VII A

Layang layang adalah permainan yang sangat menyenangkan. Tidak hanya dimainkan oleh anak kecil, permainan layang layang juga dimainkan oleh remaja, bahkan banyak orang dewasa yang memainkannnya. Dalam memainkan layang layang kita butuh ketrampilan tarik ulur benang, agar layang layang dapat terbang dengan bagus, hingga tinggi sesuai keinginan kita.

Ahad, 10 Agustus 2025,, adalah hari yang menyenangkan untuk keluarga besar pondok modern Darul Hikmah Tawangsari Tulung agung. Karena merupakan hari sambangan pertama setelah 40 hari santri baru masuk pesantren.
Habis adzan Dzuhur sudah banyak wali santri beserta keluarga yang menggelar tikar di bawah pohon, sambil melihat alam dan sungai, angin sepoi-sepoi membuat nyaman banyak orang. Beberapa ada yang menunggu didepan pintu gerbang, agar bisa daftar panggil anak paling awal. Ada tukang bakso, penjual seblak, penjual telur gulung, es godir, semuanya siap memanjakan lidah para santri, dengan syarat barter uang ya….

Adzan duhur dikumandangkan di masjid pondok, dari pintu gerbang terlihat santri baru kelas 1 berjalan ke utara untuk melaksanakan sholat jamaah duhur.
Usai berjamaah, pintu gerbang timur dibuka.
Berjubel banyak wali santri di depan meja panggilan. Semuanya ingin anaknya segera dipanggil , untuk menumpahkan rasa rindu yang menggunung, bikin sesak dada.
Satu persatu anak anak dipanggil, kemudian mengumpulkan name tag anak anak, lanjut bersalaman, berpelukan, mencium pipi anak anak, lanjut ketempat tikar masing masing.

Saatnya bercengkrama antara anak santri dan keluarga. Hampir semua membawa makanan kesukaan nak santri, mulai es rasa rasa, makanan ringan, buah, kudapan, lauk, pokok yang nak santri biasanya suka dimakan dirumah. Menanyakan tentang keseharian di pondok, tentang belajar di pondok, tentang kegiatan apa saja yang ada di pondok.

Banyak santri yang merasa senang dan bahagia karena bisa bertemu, bercengkrama, bercerita, bersenda gurau bersama keluarga.
Ada satu dua nak santri yang berkaca kaca hingga meneteskan air mata.
Menceritakan ketidak nyamanannya berada dipondok.
Dari cerita nak santri, dari tangisan nak santri, disinilah peran dan ketrampilan orang tua seperti bermain layang-layang dibutuhkan.
Orang tua harus pandai bermain tarik ulur.
Tarik ulur, kita sebagai orang tua harus siap mendengarkan semua keluh kesah anak, namun ketika anak ingin minta pindah, kita sebagai orang tua harus bijak, harus pandai mencari alasan beserta penjelasannya agar anak tetap kerasan di pondok, agar anak merasa nyaman di pondok.

Memang jauh berbeda antara di rumah dengan di pondok. Mulai dari kenyamanan, makanan, fasilitas kelas, fasilitas tempat tidur, fasilitas almari,antrian kamar mandi,antrian makan semua jauh berbeda.
Misalnya saja, makan, dirumah anak anak lauk sering sesuai keinginan, dan tidak usah antri. Kamar mandi, tidak harus antri. Ketika dipondok, mandi belum selesai, hajat belum selesai, sudah diketuk ketuk dari luar. Gadget, dirumah bisa main game, dipondok tidak boleh.
Belum jika anak tidak terampil menyimpan sandal, tahu tahu sandal digosop, akhirnya hilang.
Kalau sebagai orang tua mengiyakan semua keluh kesah anak, kemungkinan besar, anak pasti pingin pulang, pindah sekolah, agar bisa tetap dirumah saja.

Tarik ulur.
Kita sebagai orang tua harus bisa bermain tarik ulur.
Kita mendengarkan semua cerita anak, kita mendengarkan semua keluh kesah anak, kita menyediakan fasilitas anak, fasilitas belajar, uang saku, jajan, pakaian, sarung, kopyah, celana, kaos, agar anak merasa nyaman di pesantren.
Seandaikan ada hal yang perlu dibantu, semua ustadz ustadzah siap membantu, agar nak santri merasa krasan dan nyaman di pondok .
Bila anak berprinsip minta pindah, orang tua harus berprinsip anak harus tetap tholabul ilmi di pondok.
Ada beberapa yang bisa dijelaskan kepada anak anak, alasan kita agar anak tetap tholabul ilmi di pondok. Diantaranya adalah:
1. Orang tua merasa tidak bisa memberikan pendidikan, seperti yang diperoleh dipondok, pendidikan agama, pendidikan kedisiplinan waktu, disiplin sholat baik fardu maupun sunnah, baca Al Quran, pendidikan percakapan bahasa, baik bahasa Arab maupun bahasa Inggris. Belum lagi ketrampilan seperti pramuka, pidato, bela diri maupun ketrampilan yang lain
2. Tanamkan pada anak, tujuan kita memasukkan anak ke pesantren adalah, agar nanti bisa bersama sama masuk dalam surga Allah SWT.
3. Jika sekolah di rumah, orang tua tidak bisa memantau anak bermain game. Gadged yang terlalu sering, bisa menimbulkan efek negatif pada kerusakan syaraf. Jika anak di pesantren, pasti bermain gadged jauh berkurang, dan insyaallah anak anak akan tumbuh sehat
4. Anak anak di pesantren, bisa menjadi anak yang mandiri, disiplin dan insyaallah akan menjadi anak-anak yang Sholih, menjadi kebanggaan orang tua, keluarga, Rasulullah Muhammad dan sang Maha Pencipta yaitu Allah SWT.

Untuk orang tua agar anak bisa kerasan dan nyaman, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, diantaranya;
1. Mengikhlaskan hati untu anak tholabul ilmi di pondok
2. Memasrahkan anak untuk dibimbing , dibina oleh dewan asatidz pondok
3. Mengirimkan doa untuk anak, mengirim fatihah untuk anak
4. Meminta ridho dari Allah SWT
5. Di rumah, ibu jangan selalu memikirkan anak secara berlebihan, karena perasaan seorang ibu tumus ke hati anak.

Doa kita: “semoga anak kerasan, nyaman dipondok, sehat lahir batinnya, bahagia lahir batinnya dunia akhirnya, diberikan kemudahan dan kelancaran tholabul ilmi, semoga menjadi ilmu yang barokah, usia yang barokah, menjadi anak yang mbeneh dan sholih, serta anak anak dijauhkan dari segala mara bahaya, dijauhkan dari segala macam kemaksiatan.

Leave a Reply