Muqodimah

Telah menjadi sunnah Pondok Modern Gontor dan Pondok-Pondok Modern cabang-cabangnya di seluruh indonesia, setiap awal tahun pelajaran selalu diadakan Khutbatul Iftitah atau Khutbatuk ‘Ars atau Khutbah Perkenalan atau Khutbah Perpeloncoan.
Dinamakan demikian karena menggambarkan atau menyimpulkan segala sesuatu yang akan di hadapi dalam tahun yang akan datang. Jadi mirip dengan pembukaan tahun dalam suatu organisasi atau pemerintahan.
Yang pokok isinya ada tiga masalah yaitu :
a. Perkenalan (kedalam keluar, meluas dan menyeluruh)
b. Perpeloncoan (memudakan tekat)
c. Jangka-jangka dan program-program

PERKENALAN
Supaya jangan salah paham. Sebelum berkecimpung dalam “Pondok Modern Darul Hikmah”, para santri harus benar-benar mengenal :
1. Apa Pondok Modern itu ?
2. Siapa yang punya?
3. Amanat dari siapa?
4. Apa isinya?
5. Hendak kemana dia?
6. Bagaimana cara hidup di dalamnya?
7. Mengapa demikian?
8. Apa yang harus diambil darinya?
9. Apa yang diminta dan apa yang dicari?

Hal yang demikian itu semuanya sangat penting supaya jangan salah alamat, salah wesel dan salah alamat.
Jangan seperti orang buta meraba gajah.
Jangan seperti kera makan manggis.
Jangan melihat dari satu sudut.
Jangan mengambil cabenya sala atau garamnya saja dalam kuliner.

Mungkin juga di kalangan santri dan orang tua ada yang menyerah, masa bodoh. Tetapi para santri dan orang tua sedikitnya harus tahu untuk dijadikan apa ia nanti.
Ada yang mengira bahwa :
Pondok Modern Darul Hikmah lebih modern dari seluruh kaum muda dalam masalah agama.
Pondok Modern hanya mementingkan pelajaran agama dan kurang mementingkan pelajaran umum.
Pondok Modern hanya mementingkan pelajaran umum dan kurang mementingkan pelajaran agama.
Pondok Modern hanya menonjolkan budi pekerti, hanya bahasanya saja di Pondok Modern Darul Hikmah yang teratur dan lain sebagainya.

Semuanay itu tidaklah dapat dikatakan salah semuanya, atau benar seluruhnya. Semuanya itu baru penilaian satu sudut, baru sebagian, baru kulitnya, dari satu pihak dan belum mengenal inti tujuan pokoknya.
Dalam pada itu tidaklah mustahil, kalau ada orang yang memandang dan menilai Pondok Modern Darul Hikmah, menurut kaca matanya sendiri, sehingga mengira dan memperhitungkan bahwa Pondok Modern Darul Hikmah merupakan alat untuk mencari keuntungan keberadaan dari pemimpinnya Nauddzubillah min dzalik.
Padahal telah jelas dengan mudah di ketahui bagi yang mau tahu, bahwa Pondok Modern Darul Hikmah adalah tempat beramal, bahkan suatu ketika merupakan tempat berkorban sampai setingakt berjibako.
Yang jelas kami ikrarkan bahwa segala sesuatu di Pondok Modern ini adalah untuk perbaikan dan pendidikan. IN URIIDU ILLAL ISHLAH; kami hanya menghendaki perbaikan-perbaikan pelajaran an cara belajar, perbaikan akhlaq dan mental.
Sejala sesuatu sedapat mungkin harus berisi pendidikan/ latihan-latihan dan pelajaran. Sejala pendidikan dan pengajaran di Pondok ini senantiasa mementingkan hajat ummat, hajat masyarakat 10 tahun, 20 tahun dan seterusnya di masa yang akan datang. Dan semuanay itu dengan pertanggung jawaban terhadap amanat ummat. Hanay kepada Allah kita berbakti dan hanya kepada-Nyalah kita minta pertolongan

PONDOK
Pondok Modern adalah Pondok Pesantren.
Jadi sekalipun “M O D E R N” namun ia tetap “Pondok Pesantren”.

Riwayat Berdirinya Pondok
Menurut riwayat mula-mula ada seorang kyai kemudian datan beberapa orang santri yang ingin mengenyam (belajar) ilmu pengetahuan dari kyai tadi. Semakin hari semakin banya santri yang datang dan akhirnya tidak dapat lagi mereka dapat tinggal di rumah kyai itu, sehingga timbul inisiatif untuk mendirikan pondok-pondok atau dangau-dangau di sekitar masjid dan sekitar rumah kyai itu. Itulah asal mulanya dinamakan pondok.
Jadi yang membuat pondok itu ialah santri-santri sendiri, bukan kyai yang mendirikan, bukan kyai pula yang membikinkan. Jika kyai yang bikin pondok lalu pasang adfertensi/iklan mencari murid itu namanya H O T E L yang mencari penumpang/ penghuni.
Hotel disewakan, penghuni membayar sewanya, sesudah itu mereka berhak tinggal seenaknya dan terkadang kalau hotel itu kotor lantas mereka bebas memanggil jongosnya untuk membersihkannya.

Pondok Bukanlah Hotel
Pondok bukanlah hotel, ia kepunyaan bersama. Kepunyaan bersama bukan berarti lantas dibagi-bagi, masing-masing mengambil yang dimauinya, tidak.
Setiap bertambah santri baru, berarti menambah atu orang anggota yant ikut serta bertanggung jawab terhadap keberesan pondok itu. Pembayaran yang kita terma itu, hanya sebagai iuran (urunan pondok / sekolah) bukan berarti uang sewa atau upah. Dan dengan uang itulah kita gunakan untuk kepentingan dalam pondok seperti : memperbaiki pondok yang telah didirikan oleh antri terdahulu, itulah Self Berdruifing System namanya : sama-sama membayar iuran, sama-sama dipakai.

Pendidikan Pondok
Pendidikan yang utama dalam pondok ialah : Al I’timadu ‘Ala Nafs tidak menggantungkan diri kepada orang lain. Dengan kata lain belajas membantu atau mencukupi diri sendiri.
Pemuda-pemuda yang dididik membantu dirinya sendiri, dapat menghadapi masa depan dengan penuh harapan, jalan hidup terbentang luas di hadapannya. Sebaliknya pemuda yang tidak percaya pada dirinya sendiri selalu was-was dan ragu-ragu serta tidak akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
Pondok adalah tempat berlatih untuk menjadi orang yang suka dan pandai membantu orang lain, bukan hanya meminta bantuan. Maka dari itu di sini (di pondok) dibor mengurus diri sendiri, memegang keuangan sendiri, mencuci sendiri tanggung jawab kamas dan alat-alatnya sendiri.
Dengan didikan yang seperti inilah maka para ahli pendidikan terkemuka, seperti Kihajar Dewantoro, Dr. Sutomo sangat mementingkan didikan pondok, dan didikan inilah yang ditanamkan oleh bapak-bapak kita sekalian. Agar kita menjadi orang yang dapat menolong dirinya sendiri, bukan selalu menggantungkan diri kepada orang lain.
Selain itu pondok juga berisi pendidikan kebebasan tetapi pondok terdahulu terlalu bebas, sehingga tidak ada pengawasan dan tidak ada peringatan, dengan akhirnya santri-santri terlalu bebas. Dengan tidak adanya pengawasan, belajarnya pun terlihat pula, sehingga waktu yang terpakai tidak boleh diberikan kebebasan yang terlalu luas.