Pejuang Gambar…
Karya Annies Arbiana Ikhwati
Wali dari Luqman Janapriya Kelas VII A
Jaman waktu aku muda, telepon pintar itu belum ada. Yang ada hanya telepon biasa yang gagangnya sebesar cobekan. Tidak seperti sekarang, alat teleponnya banyak fungsi, untuk teleponan bisa, untuk poto poto gambar bisa , untuk belanja dari rumah bisa, untuk bayar spp bisa, bahkan untuk berhutang pun ada layanan
Tidak seperti telepon jaman dulu, sebelum tahun 2000 an lah kira kira. Telepon hanya untuk telepon saja. Kalau mau poto poto, ya harus pakai kamera, atau tustel.
Dulu yang terkenal kodak..
Dengan proses yang panjang…
Nabung dulu, buat beli kamera. Kalau nggak punya uang, bisa pinjam ke teman atau saudara yang kaya yang punya kamera.
Langkah selanjutnya, nabung lagi untuk beli film. Film ada yang isi 36 dan ada yang isi 24. Tergantung uang lagi…biasanya kalau ada acara sekolah, urunan beberapa anak. Nanti pas poto poto dihitung. Yang sudah kejepret berapa, yang belum kepake berapa, jadi poto pun harus pintar berhitung. Kalau film sudah habis, dibawa ke studio poto, dicucikan.
Nanti keluar klise, disitu ada nomor urutnya. Jadi kalau beli filmnya urunan, klise diterawang didepan matahari atau didepan lampu, nomor berapa yang akan dicetak.
Proses selanjutnya nabung lagi, untuk biaya cetak film. Ada ukuran 3R, 5R, 10R.
Harga yang terjangkau biasanya pilih 3R dengan kertas biasa. Kalau kertas dop lebih mahal, tapi lebih awet.
Kalau jaman sekarang mau poto tinggal crat cret. Itulah alasan kenapa emak emak sekarang hobi banget poto. Karena poto jaman dulu itu harus berjuang banget, sampai anak anak protes, “ibuk ki…poto poto poto”
Hal ini berbanding terbalik dengan anak kedua. Kalau dipoto, harus memakai 2 opsi.
1. Mencuri poto
2. Mau dipoto bila ada intimidasi dari emaknya. Hahahaha,,, emake sungguh kejam
Galeri di hp, banyak banget gambar anak2, sebagian hasil mencuri, sebagian hasil memaksa, sebagian kecil karena murni mau dipoto bersama.
Saya itu tipe pejuang gambar.
Maksudnya apa?????
Setiap ada kegiatan di pondok pesantren Darul hikmah Tawangsari Tulung agung, saya selalu berjuang melihat gambar2.
Poto kegiatan di sreen shot, setelah itu di zoom biar kelihatan.
Kalau ada terlihat gambar anaknya, masyaallah bahagia banget… Bahagianya seperti pas nemu uang yang nylempit di baju atau ditas. Bahagia banget pokoknya.
Ada 10 gambar kegiatan, ya semuanya dipetani satu satu wajah anak anak santri. Siapa tahu ada rejeki, anaknya kepoto ustadznya.
Kalau nggak ketemu itu gambar anak, ya sudahlah, liat gambar anak digaleri kamera, kalau nemu yang lucu, baru dibuat status.
Seperti kemarin, kemah di Sawo Campur darat, banyak foto kegiatan anak anak.
Saya berjuang mencari gambar anak saya… Alhamdulillah nemunya gambar anak2 santri yang lain .
Tapi saya masih tetap berusaha menjadi PEJUANG GAMBAR.
Mencari gambar anak di poto kegiatan pondok. Karena bila menemukan, bahagianya luar biasa .
Adakah dari emak2 yang seperti saya, berprofesi sebagai PEJUANG GAMBAR???
