Bisa nggak ya…!
karya Annies Arbiana Ikhwati
Wali dari Luqman Janapriya Kelas VII A
Tidak biasanya saya membuka wa bapaknya anak-anak. Pas saya membuka galeri, muncul di layar, tentang wali santri kelas satu. Saya memang tidak bergabung di grup, karena yang bergabung adalah nomor wa kepunyaan bapaknya anak-anak. Ku geser ke atas. Ternyata ada pengumuman bahwasanya ada kesempatan wali santri untuk menulis.
Ini adalah kali pertama saya menulis. Bingung?
Iya…
Bisa nggak ya…
Saya menuangkan pikiran saya ke dalam tulisan.
Kalau baca, sudah dari sejak jaman sekolah dasar klas 3, saya sangat suka membaca.
Tapi kalau menulis, baru kali ini saya berani menulis ..
Saya adalah wali santri dari Luqman Janapriya kelas 1. Asal kami dari Kedungbunder Sutojayan Blitar.
Jarak antara rumah kami ke Pondok pesantren darul hikmah Tawangsari Tulung agung kurang lebih 40km. Naik sepeda motor ditempuh selama 1 jam lebih 15 menit .
Di Sutojayan ada banyak sekolah setingkat Mts. Ada SMP N 1 Sutojayan, SMP N 2 Sutojayan, Mts Miftahul ulum Lodoyo, Mts Bacem, dan pondok pesantren + Mts Nurussalam Lodoyo.
Banyak orang bilang, “ya Allah, wong ngarepane pondok, nyapo kok anake dipondokne adoh-adoh nek Tulungagung?”
Ya….memang rumah kami pas depannya pondok pesantren Nurussalam Lodoyo. Ketika pagi hari, bangun tidur, membuka pintu rumah, langsung terpampang jelas, tulisan “Pondok pesantren NURUSSALAM LODOYO ‘…
Tidak itu saja, setiap menyapu teras, menyapu halaman, bercengkrama di ruang tamu, tulisan itu terlihat jelas.
Padahal pondok depn rumah adalah pondok bonafide, dengan satu sekolah setingkat SMP saja santrinya ada lebih dari 1000 santri putra putri.
Namun kami mempercayakan anak kami tholabul ilmi di Pondok pesantren Darul hikmah Tawangsari Tulung agung. Karena masing masing pondok selalu mempunyai keunggulan yamg berbeda dengan yang lain. Bahasa adalah salah satu pilihan kami.
Karena kami menilai disini punya kelebihan dalam percakapan, baik itu bahasa Arabnya maupun bahasa Inggrisnya. Karena menurut kami, bahasa itu sangat berguna untuk tingkat selanjutnya, baik itu di sekolah menengah tingkat atas, waktu kuliah, bahkan sangat berguna ketika terjun di lapangan, mencari pekerjaan. Karena dewasa ini di internasional sangat butuh kecakapan bahasa.
Disini juga dilatih pidato…sehingga anak-anak terlatih cakap berbicara didepan banyak orang, dan mempunyai rasa percaya diri.
Bisa nggak ya…
Salah satu keluarga bilang “mlebu SMP, mlebu pondok ae mbayar e kaya kuliah, angur nek SMP negeri wae ora mbayar spp, apaneh mung tani, tani wae sawah sewan”
Kami tetap optimis, memasukkan anak kami ke pesantren. Karena banyak ilmu yang tidak bisa kami berikan sebagai orangtua, seperti ilmu agama dan banyak ketrampilan yang di dapat di pesantren.
Allah SWT pasti memampukan kami, jika kami punya niat yang kuat.
Bisa nggak ya…
Membayar daftar ulang masuk pesantren?
Alhamdulillah, Allah SWT memberikan kemudahan, dengan saudara memberikan kami kemudahan pinjaman.
Alhamdulillah biaya daftar ulang terlunasi, tinggal memikirkan biaya syahriyah, uang saku, dan uang nyambang. Beberapa pendapat ulama menjadi penguat kami, “aja wedi anakmu mondok, masalah rejeki, mesti Gusti Allah maringi dalan”
Ini adalah sekelumit tulisan…dari awal belajar menulis ini.
Kami sangat mengharapkan bimbingan dan saran tentang menulis ini.
Seandainya masih diberi kesempatan, insyaallah saya akan belajar menulis lagi.
Apakah anak saya langsung kerasan di pondok?
Apakah banyak cerita yang mengiringinya?
Nantikan tulisan selanjutnya…
